Guru PJOK SDN 17 Pane Kota Bima Terapkan Segitiga Restitusi untuk Menangani Keterlambatan dan Tugas yang Belum Dikerjakan

 Dalam upaya meningkatkan disiplin dan tanggung jawab di kalangan siswa, Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SDN 17 Pane Kota Bima, Bapak Lutfin,S.Pd, mengimplementasikan pendekatan segitiga restitusi untuk menangani masalah keterlambatan dan ketidakpatuhan dalam menyelesaikan tugas. Pendekatan ini bertujuan untuk mendidik siswa mengenai pentingnya tanggung jawab dan konsekuensi dalam lingkungan belajar.

Pada hari ini, Bapak Lutfin,S.Pd, mempraktikkan segitiga restitusi di kelas-kelas yang mengalami masalah keterlambatan dan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan tugas PJOK mereka. Segitiga restitusi adalah metode yang melibatkan tiga elemen penting: tindakan untuk memperbaiki, refleksi atas perbuatan, dan pencegahan agar tidak terjadi lagi di masa depan.

Tindakan Perbaikan
Siswa-siswa yang datang terlambat atau belum mengerjakan tugas diminta untuk melaksanakan tugas tambahan berupa kegiatan fisik atau permainan yang dirancang untuk menggantikan waktu yang hilang. Hal ini dilakukan dengan cara yang konstruktif, seperti latihan fisik tambahan atau tugas kelompok yang memerlukan kerjasama, untuk memastikan siswa memahami pentingnya keteraturan dan tanggung jawab.

Refleksi
Setelah menyelesaikan tugas tambahan, siswa diwajibkan untuk melakukan refleksi mengenai alasan keterlambatan atau ketidakmampuan mereka dalam menyelesaikan tugas. Bapak Hasanudin mengajak siswa berdiskusi mengenai dampak dari tindakan mereka, bagaimana hal itu mempengaruhi teman-teman sekelas, serta bagaimana mereka dapat memperbaiki perilaku mereka di masa depan.

Pencegahan
Sebagai langkah pencegahan, Bapak Hasanudin memberikan penjelasan dan edukasi kepada siswa mengenai pentingnya manajemen waktu dan tanggung jawab. Beliau juga mengadakan sesi motivasi untuk membantu siswa mengatur jadwal mereka dengan lebih baik, serta menyarankan teknik-teknik belajar yang efektif. Selain itu, Bapak Hasanudin bekerja sama dengan orang tua siswa untuk memantau perkembangan dan memberikan dukungan yang diperlukan di rumah.

“Tujuan dari penerapan segitiga restitusi ini adalah untuk membantu siswa belajar dari kesalahan mereka dan tidak hanya sekadar memberikan hukuman. Kami ingin mereka memahami pentingnya tanggung jawab dan memperbaiki perilaku mereka secara positif,” jelas Bapak Lutfin

Pendekatan ini mendapat dukungan positif dari siswa dan orang tua. Banyak siswa yang mengaku merasa lebih sadar akan tanggung jawab mereka setelah mengikuti proses refleksi dan pencegahan. Orang tua juga mengapresiasi usaha sekolah dalam mendidik anak-anak mereka tentang nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab dengan cara yang konstruktif.

Dengan penerapan segitiga restitusi, SDN 17 Pane Kota Bima berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih disiplin dan produktif, sekaligus menanamkan nilai-nilai penting dalam diri siswa untuk masa depan mereka.